Subscribe Us


Rabu, 08 Januari 2025

PERS RELEASE DITERKAM SENJA #1

Berikut merupakan hasil dari pembahasan Diskusi Internal Kampus dikala Senja (DITERKAM SENJA #1) yang dibersamai oleh Bapak Dr. Budi Mulyono S.Pd., M.Pd. dengan tema yang dibahas yakni "Membuka Jalan Baru Tenaga Pendidik: Merajut Kreativitas Berkarakter, Sosialitas dan Inovasi Pendidikan". Tenaga pendidik itu penyelenggara pendidikan seperti TU, administrasi, kepala sekolah, dll. Sedangkan pendidik itu sebuah profesi yang mengamanatkan dia memberikan sesuatu (pembelajaran/ilmu), maka pendidik yang dimaksud yaitu guru. ● Profesi guru selalu dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, digugu lan ditiru, dan kata-kata indah lainnya. Tetapi perhatian negara tidak sebanding dengan apa yang diberikan guru. Guru hanya mendapat gaji pokok dan tunjangan serta sertifikasi dan sertifikasinya terkadang masih dipolitisasi oleh pemerintah daerah. Maka, seharusnya minimal mendapatkan tunjangan lagi yaitu tunjangan profesi lagi dari negara. Sertifikasi guru seharusnya menjadi kewajiban bukan hanya sebagai apresiasi. Tetapi untuk mendapatkan sertifikasinya dalam kenyataannya prosesnya sulit dan panjang. ● Tantangan revolusi industri sekarang semua serba otomatis dan online. Guru tidak lagi dibutuhkan secara fisik karena sudah ada rekaman-rekaman video untuk penyampaian informasi. ● Tantangan selanjutnya yaitu tantangan zaman VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Sekarang muncul AI, AI mendapatkan big data dari internet dan 70% data di internet itu tidak akurat, oleh karena itu diperlukan intervensi yaitu dengan literasi. ● Media sosial muncul pada masa generasi Z, pengaruh media sosial sejak kecil ini membuat gen z menyukai sesuatu yang serba cepat dan hal ini berpengaruh juga pada cara berkomunikasi mereka. Kemudian sebagaimana juga dengan generasi alpha yang sejak masa bayi sudah terpapar oleh gadget. Hal ini akan menjadi tantangan lebih dan membutuhkan pendekatan khusus bagi pendidik sekarang. ● Tantangan zaman 3 (society 5.0) dan tantangan abad 21 yaitu teknologi yang terus maju, informasi yang begitu cepat, dan komunikasi menjadi skill penting untuk abad 21 ini. ● Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa, pertama yaitu kemampuan literasi, hal itu penting karena dengan literasi kita tidak akan tersesat sehingga guru harus bisa memfasilitasi dalam literasi. Kemudian siswa membutuhkan juga keterampilan 4C yaitu critical thinking, communication, collaboration, dan creativity yang keempatnya tersebut harus bersama-sama dalam pelaksanaanya. Sehingga guru harus bisa mengajarkan dan menguasai 4C tersebut. ● Guru 5 tahun kedepan, mendapatkan tantangan gen z yang memiliki kemampuan yang baik dalam teknologi sehingga pengetahuannya luas, literasinya luas tentang agama dan budaya, punya keinginan untuk terus berkembang, namun gen z juga punya kelemahan yaitu individualis dan egosentris karena terbiasa dengan media sosial yang dimiliki masing-masing individu dan semua hal didapatkan dari situ, tidak fokus pada satu hal jadi banyak hal yg ingin dicoba, emosi labil, memprioritaskan uang, dan sulit dihadapkan dengan hal konvensional seperti gerakan mahasiswa yang masif karena dihadapkan dengan hal-hal yang berbau uang misalnya lebih memilih mengikuti hal yang mendapat keuntungan uang dibandingkan ikut organisasi-organisasi. ● Kemudian guru juga akan menghadapi tantangan generasi alpha yang sejak bayi sudah terpapar layar hp atau disebut screenager. Gen alpha cenderung multitasking dan akan menjadi generasi berpendidikan karena kemudahan mendapat akses komunikasi. suka bermain dan bereksplorasi, ingin serba cepat, sifatnya labil, kurang pengalaman karena hanya berhubungan dengan dunia sosial. Cara mendidik gen alpha, pendidik harus memberikan ruang eksplorasi pribadi, fokus pada kecerdasan ganda karena guru tidak boleh tidak menaikkan siswanya ke kelas selanjutnya karena cara berpikirnya sekarang berbeda siswa dianggap punya kelebihan di bidang lain tidak hanya satu bidang, pemberian penghargaan atas usaha, kemudian juga dengan cara memanfaatkan kata “belum” yaitu dengan mengganti kata “kamu tidak bisa” menjadi “kamu belum bisa, harus belajar sungguh-sungguh lagi”, selanjutnya pendidik menghindari labelisasi bahwa tidak boleh membeda-bedakan antar siswa, menanamkan kegagalan sebagai sebuah pembelajaran, serta adanya peranan orang tua sebagai teladan dan contoh. ● Sesi Tanya Jawab 1. Dalam penggunaan big data dimana big data itu di dalamnya 70% tidak akurat. Bagaimana cara menggunakan, menganalisis, dan meningkatkan analisis kita dalam proses belajar mengajar? Jawaban: Tanpa kita sadari kita berhubungan dengan data, big data itu berpikir seperti otak. Ruang digital tersebut 70%nya tidak akurat maka kesimpulan yang AI (Artificial Intelegent) ambil tersebut juga tidak akurat. Maka, Jadikan hanya sebagai patikan saja dan jangan dipercaya maka kita sudah gagal sejak awal. kita butuh intervensi dari manusia maka dibutuhkan literasi yang baik yaitu mampu mengolah informasi apa yang dibaca dan membuat kesimpulannya. Kemampuan literasi menjadi modal yang penting untuk generasi sekarang dan masa depan. karena sesungguhnya AI adalah untuk membantu manusia, namun kenyataannya AI sekarang menggantikan tugas manusia. 2. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif era 5.0 terutama dalam komunikasi? Jawaban: Komunikasi langsung adalah sesuatu yang sangat berharga, karena kita sudah terbiasa berkomunikasi tidak langsung melalui media sosial. Meningkatkan literasi. Tantangan seseorang menyampaikan sesuatu sekarang pasti ada jejak digitalnya, maka kita harus hati-hati dalam menyampaikan sesuatu dan jangan terlalu reaksioner. Kemudian juga jangan mudah mempercayai segala sesuatu di dunia digital karena semua itu artificial/buatan, bukan arti sebenarnya. 3. Bagaimana penerapan pengembangan teknologi informasi, solusi untuk guru ke depan terutama agar tidak ada ketimpangan pada anak biasa dengan anak berkebutuhan khusus? Jawaban: Informasi pengetahuan semakin baik dan banyak tetapi uang sedikit maka akan sempit pemahaman tentang uang itu sendiri sehingga orang berpikir lebih sempit maka diperlukan pemahaman yang lebih untuk membuka arah pemikiran dan pemerintah harus memberikan intervensi melalui fasilitas berupa teknologi sehingga tidak ada ketertinggalan, namun nyatanya kini pemerintah bersifat privat sehingga apapun kembali ke pangsa pasar maka perlu peran pemerintah secara penuh dalam mengelola fasilitas pada siswa kebutuhan khusus. ● Kesimpulan Tantangan zaman revolusi industri mengubah tantangan pendidikan pada generasi yang paham pada teknologi sehingga seluruh lapisan harus memahami secara penuh mengenai kemampuan literasi untuk menghadapi tantangan industri 5.0

0 Comments:

Posting Komentar